SEMARANG.TOP – Kecamatan Rawan Banjir Kota Semarang Rob Sembilan kecamatan di Kota Semarang merupakan kecamatan rawan banjir dan gelombang badai. Genangan air ini disebabkan oleh banjir yang naik ke daratan, terutama di daerah di bawah permukaan laut. Atau disebabkan oleh tingginya curah hujan pada setiap musim hujan.
Dirjen Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, mengatakan bahwa sembilan kecamatan di Semarang Utara, Semarang Timur, Semarang Barat, Gayamsari, Genuk, Pedurungan, Tembarang, Gunung Pati dan Candisari rawan gelombang badai.
Banjir dapat disebabkan oleh faktor alam seperti curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya
Daerah Berikut Di Sembilan Kabupaten Semarang Yang Rentan Terhadap Banjir Dan Gelombang Badai:
- Kecamatan Semarang Utara
Daerah yang rawan banjir dan rob meliputi Kelurahan Bandarharjo, Panggung lor, Tanjungmas, Bulu lor, Purwosari, Panggung Kidul, Dadapsari dan Kelurahan Plombokan.
- Kecamatan Semarang Timur
Meliputi Kelurahan Kemijen, Rejosari, Mlatiharjo,Rejomulyo, dan Kelurahan Bugangan.
- Kecamatan Semarang Barat
Mencakup Kelurahan Tambakharjo, Kembangarum, Tawang Mas, Ngemplak Simongan, Karangayu, Tawangsari, dan Kelurahan Krobokan.
- Kecamatan Gayamsari
Menyasar Kelurahan Tambakrejo, Sawah Besar, Kaligawe, dan Kelurahan Siwalan.
- Kecamatan Genuk
Banjir rob biasanya terjadi di Kelurahan Penggaron Lor, Trimulyo, Terboyo Wetan, Gebangsari, Banjardowo, Sembungharjo, Muktiharjo Lor, Terboyo Kulon, Karangroto, dan Kelurahan Genuksari.
- Kecamatan Pedurungan.
Di kecamatan ini, genangan air biasa muncul di Kelurahan Tlogosari kulon, Muktiharjo kulon, Pedurungan kidul, Kalicari, dan Kelurahan Gemah.
- Kecamatan Tembalang
Banjir biasa menyapa wilayah Kelurahan Rowosari, Bulusan, Kedungmundu, Sendangmulyo, Sambiroto, dan Kelurahan Meteseh.
- Kecamatan Gunungpati
Biasa terjadi luapan air dari saluran yang ada di wilayah Kelurahan Sukorejo.
Hanya terjadi di beberapa titik di Kelurahan Jomblang. Drainase atau saluran air tidak berfungsi maksimal sehingga air meluap ke sekitar.
Langkah peramalan banjir dan gelombang badai di Kota Semarang dilakukan dengan membangun waduk untuk menampung air hujan di wilayah Semarang bagian atas. Selain itu, akan dipasang pompa di bagian hilir Semarang untuk mencegah air laut mengalir ke daratan.
Penataan daerah tangkapan air (DAS) sudah terintegrasi dan disesuaikan dengan fitur lahan, demikian pula dengan pembentukan sistem pemantauan dan peringatan dini pada ruas-ruas sungai yang sering menimbulkan banjir Warga juga akan segera mengambil tindakan pencegahan jika terjadi banjir.
Dalam hal terjadi bencana banjir atau gelombang badai, BPBD akan berupaya untuk merespon. Termasuk meminimalkan dampak bencana melalui keterlibatan aktif warga setempat dalam menjaga kebersihan saluran sungai dan memantau kondisi muka air secara rutin.
Bidang Pengelolaan dan Pengembangan Air Limbah, mengatakan kawasan tersebut masih rentan terhadap gelombang badai. Di antaranya Kawasan Industri Terboyo, Tambak lorok, Bandarharjo, Kawasan Pelindo atau Pelabuhan Tanjung Emas, Mangunharjo di Kecamatan Tugu dan Madukoro di Semarang Barat. Di kawasan Bandarharjo, pihaknya membangun tembok lumpur dengan menggunakan alat berat dan merawatnya. Hal ini juga dilakukan di daerah lain seperti Manganharjo di Kecamatan Tugu.
Personel DPU bekerja sama dengan warga sekitar membangun bendungan sementara dengan menggunakan karung pasir. Di kawasan Madukoro, DPU sudah memanfaatkan pompa yang ada dan menambah pompa cadangan berkapasitas 1.500 liter per detik.
Sementara itu, Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi bahaya laut akibat gelombang tinggi. Gelombang tinggi 1,25 hingga 2,5 meter dimungkinkan terjadi di perairan utara Jawa Tengah.