SEMARANG.TOP – Pertempuran lima hari di Semarang memiliki banyak cerita menarik. Palagan 5 Dina atau Pertempuran Lima Hari terjadi pada tanggal 15-19 Oktober 1945 di kota Semarang, Jawa Tengah. Peristiwa ini termasuk dalam sejarah kemerdekaan Indonesia setelah kekalahan Jepang oleh Sekutu dalam Perang Dunia II.
Monumen Tugu Muda
Monumen Tugu Muda ini didirikan sebagai monumen untuk mengenang pertempuran lima hari di Semarang. Tugu Muda dibangun pada 10 November 1950. Diluncurkan oleh Presiden Il. Soekarno pada 20 Mei 1953. Gedung ini merupakan kawasan 5 hari pertempuran di Semarang yaitu Jalan Pemuda, Jalan Imam Bonjol dan Sutomo serta Jalan Pandanaran. Selain pembangunan Tugu Muda, nama dr. Kariadi juga diabadikan sebagai nama rumah sakit di Semarang.
Latar Belakang Sejarah
Bahkan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, banyak tentara Jepang yang tidak bisa pulang. Misalnya, banyak tentara Jepang dipekerjakan di pabrik dan departemen lain. Sekitar waktu ini, pasukan Sekutu, termasuk Belanda tiba di Indonesia dan mulai melucuti senjata dan memulangkan bekas tentara Jepang yang tersisa. Pada 1 Oktober 1945 mantan tentara Jepang yang bekerja di pabrik gula Sepirin sekitar 30 kilometer dari Semarang melakukan perlawanan.
Mereka melarikan diri dari para penjaga ketika akan diangkut ke Semarang. Ratusan mantan tentara Jepang melawan dan melarikan diri ke daerah Jatingale. Di sana, mereka bergabung dengan Batalyon Kido Butai yang dipimpin oleh Mayor Kido.
Tokoh Yang Terlibat Dalam Sejarah
- Wongsonegoro adalah Gubernur Provinsi Jawa Tengah yang ditangkap Jepang.
- Indonesia Sukaryo dan Sudanko Mirza Sidarta dan Wonsonegoro.
- Jenderal Nakamura adalah pejabat tinggi yang ditangkap oleh TKR (Pasukan Keamanan Rakyat) di Magelang.
- Mayor Kido adalah pemimpin Kido, dia adalah pemimpin Batalyon Kido di Jatingaleh.
- Kariadi adalah seorang dokter yang memeriksa persediaan air minum di distrik kuil tempat orang Jepang diduga diracuni. Direktur Pursara Central Service Institute.
- Sonati adalah seorang Dokter
- Kasman Singodimejo adalah wakil Indonesia dalam perundingan gencatan senjata.
Kronologis Peristiwa
Semarang mulai terlihat upaya penentangan oleh eks tentara Jepang. Mereka mulai berjuang untuk menemukan dan menyelamatkan orang Jepang yang ditangkap. Kedatangan mereka disambut generasi muda Semarang dengan dukungan TKR. Pertempuran antara kedua belah pihak berlangsung selama lima hari. Kidobutai rupanya didampingi oleh pasukan Jepang lainnya di bawah komando Jenderal Nakamura.
Perang itu terjadi di empat titik di Semarang, yaitu daerah Kintelan, Pandanaran, Jombang dan di depan Lawang Sewu (Simpang Lima). Lokasi konflik yang memakan banyak korban dan berlangsung paling lama itu berada di Simpang Lima, atau saat ini di kawasan Tugu Muda.
Berakhirnya Pertempuran
Agar konflik tidak berkepanjangan, diadakan perundingan untuk mengakhiri gencatan senjata. Kasman Singodimedjo dan Mr. Sartono mewakili Indonesia, sedangkan Jepang diwakili oleh Panglima Angkatan Darat Dai Nippon Letnan Kolonel Nomura.
Selain itu, Brigadir Jenderal Betel, perwakilan sekutu pertahanan, juga hadir. Perdamaian dibuat antara kedua belah pihak dan Sekutu melucuti semua tentara Jepang pada tanggal 20 Oktober 1945, mengakhiri Pertempuran Semarang selama lima hari.