SEMARANG.TOP – Jika Anda mempelajari sejarah Indonesia setelah atau setelah kemerdekaan, Anda akan menemukan banyak nama pejuang yang menyertai pencapaian kemerdekaan Indonesia sebagai sebuah republik, memiliki pahlawannya sendiri yang membantunya mencapai dan mempertahankan kemerdekaan yang telah diperjuangkan selama bertahun-tahun. Anda mungkin pernah mendengar nama RSUP Dr. Kariadi. Ya, namanya sebenarnya ada di penghargaan atas pengabdiannya kepada rakyat Semarang pada tahun 1945, kurang dari dua bulan setelah kemerdekaan. Karakter dr. Kariadi umumnya dikenal hanya sebagai salah satu pahlawan Perang Lima Hari Semarang. Atas prestasinya, namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit. Terlepas dari dua fakta ini, mari kita pelajari lebih lanjut tentang Dr. Kariadi merangkumnya di bawah ini!
Gelar Dokter Yang Terhormat
Dr. Kariadi bukan hanya pahlawan yang mengobarkan semangat juang Pertempuran Lima Hari Semarang, tetapi juga banyak berkarya di bidang meneliti kesehatan masyarakat Papua selama bekerja di Manokwari. Saat itu beliau sedang melakukan penelitian tentang penyakit malaria dan filariasis atau yang dikenal dengan penyakit kaki gajah yang saat itu sedang marak di Indonesia. Dia juga menemukan minyak cedar, atau minyak imersi. Ini adalah jenis minyak yang digunakan untuk mikroskopi yang sulit diperoleh. Melalui eksperimen dan penelitian, Dr. Kariadi menemukan pada tahun 1945. formula minyak yang terbuat dari daun Iran dan menyebutnya “Minyak Semarang”, kemudian atas persetujuan Semarang Iji Phucuk Kai, yang menamainya Oleum. Berubah menjadi Promicroscopepiekar. Selama karir medisnya, dia juga dikenal membayar langsung untuk perawatan pasien dan tidak membebankan tagihan medis kepada mereka yang tidak mampu.
Pernah Menjadi Asisten Dokter Soetomo
Pelatihan kedokteran bagi masyarakat adat di Nederlandsch Indian Artsen School (NIAS) di Surabaya. Setelah menyelesaikan gelar doktornya, Kariadi bekerja sebagai asisten dokter temannya dan menjadi pendiri Gerakan Boedi Oetomo. Di Soetomo, Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) Surabaya.
Penghargaan Pengabdian Masyarakat Satyarankana Anumerta
Atas pengorbanan dan usahanya seumur hidup, Dr. Kariadi secara anumerta dianugerahi Pengabdian Masyarakat Satyarankana oleh Presiden Suharto pada tanggal 20 Mei 1968. Menurut KKKRS Kemensos, Dinas Sosial Satyarankana merupakan lencana kehormatan yang diberikan kepada warga negara Indonesia yang telah berjasa bagi kemanusiaan.
Gugur Dalam Perjalanan Untuk Mengecek Sumber Air Yang Diracun Oleh Tentara Jepang
Dr Kariadi ditembak mati setelah dihentikan oleh pasukan Jepang dalam perjalanan ke Waduk Shiranda di Kandirama, Jalan Pandanaran Semarang. Saat itu ia hendak memeriksa sumber air Siranda, namun ketika mendengar kabar bahwa air tersebut telah diracuni oleh tentara Jepang, masyarakat Semarang panik. Meski tidak gugur di medan perang, namun masa kritis dan menegangkan tersebut tidak menyurutkan semangat dan niatnya untuk menyelamatkan masyarakat Semarang saat itu. Kematian dr. Kariadi konon menyulut semangat juang para pemuda yang mengusir Jepang dari Semarang.